Rabu, 13 Juli 2011

Menciptakan Lapangan Pekerjaan

E-mail Print PDF
Oleh: Prof. Dr. H. Imam Suprayogo

Saya kira semua orang sepakat bahwa yang dibutuhkan bagi kebanyakan masyarakat saat ini adalah ketersediaan lapangan pekerjaan. Jumlah pengangguran semakin hari semakin banyak. Jenis pekerjaan apa saja dibutuhkan, baik untuk lulusan sekolah menengah yang tidak meneruskan ke perguruan tinggi, lulusan deploma dan bahkan juga untuk bagi mereka yang telah lulus perguruan tinggi. Masih dalam jumlah besar rakyat ini menganggur, atau setengah menganggur. Mereka berharap segera mendapatkan lapangan pekerjaan untuk menyambung hidupnya.
Memang benar, bahwa salah satu kunci untuk memajukan bangsa adalah pendidikan. Oleh karena itu pendidikan harus dibangun dan ditingkatkan kualitasnya. Hanya saja, pendidikan adalah pintu penyelesaian masalah jangka panjang. Pendidikan bukan suatu cara penyelesaian masalah hari ini. Namun benar, bahwa pendidikanlah yang harus dikembangkan tatkala negara ingin membangun bangsanya. Jika saat sekarang bangsa ini masih belum maju, sesungguhnya adalah merupakan kesalahan sejarah masa lalu. Yakni, melakukan kesalahan terkait dengan pengambilan kebijakan pendidikan, misalnya penyediaan pendanaan yang tidak mencukupi atau pilihan strategi lainnya yang kurang tepat.

Saya kira semuanya mafhum, bahwa persoalan berat di dhadapan kita saat ini adalah penciptaan lapangan pekerjaan bagi sekian banyak orang yang membutuhkannya. Kita sangat sedih jika mendengarkan antrian panjang orang-orang yang lagi melamar kerja, padahal yang dibutuhkan sangat sedikit, tidak seimbang dari jumlah pelamar itu. Mereka sesungguhnya hanya gambling, barangkali bisa diterima atas lamarannya itu. Saya sangat sering kedatangan orang, memintakan anaknya agar bisa diangkat sebagai pegawai. Biasanya, sekalipun yang diantar itu sudah lulus sarjana, mereka mengatakan, diberi pekerjaan apa saja mau, asalkan bisa diterima. Tawaran ini menggambarkan betapa susahnya mencari pekerjaan saat sekarang.

Beberapa waktu yang lalu ketika masa kampanye, ada sementara orang sanggup membuka lapangan kerja besar-besaran jika mereka terpilih. Tentu siapapun belum tahu, strategi apa yang akan ditempuh untuk memenuhi janjinya itu. Mungkin juga ada orang usil, mengapa membuka lapangan pekerjaan saja masih harus menunggu jika ia akan kepilih. Bukankah sesungguhnya lebih tepat, jika jauh-jauh sebelum mengajukan diri sebagai kandidat, ------caleg atau capres, membuka lapangan kerja besar-besaran, sehingga tanpa kampanye pun ia akan dicari-cari masyarakat untuk dipilih. Masyarakat saat ini bukan waktunya percaya akan janji, tetapi selalu berpegang pada bukti. Mestinya belajar pada Ponari. Anak kecil dari Jombang, dikejar-kejar oleh masyarakat untuk dimintai bantuan mengobati penyakitnya dengan batu ajaib, karena telah dipercaya memberikan sesuatu yang dimilikinya. Jika para caleg, cagub, cabup atau siapa saja pernah memberi, maka akan dipercaya untuk dipilih.

Sudah barang tentu memang, menciptakan lapangan pekerjaan, pada saat sekarang ini bukan pekerjaan mudah. Jangankan bagi mereka yang baru lulus, sementara yang sudah berpengalaman pun belum tentu memiliki banyak alternatif. Oleh karena itu, memang pemerintah dengan berbagai kewenangan dan kekuasaannya seharusnya mengambil langkah-langkah strategis, jika perlu yang tidak biasa sifatnya. Langkah-langkah darurat perlu diambil untuk memperbaiiki keadaan. Lapangan pekerjaan dengan jumlah besar, memerlukan pemecahan secara bersama antara pemerintah, pengusaha dan pemilik modal. Ketika-tiganya harus bersatu, membuka usaha yang mampu menyerap tenaga kerja itu dalam jumlah besar.

Oleh karena itu di zaman seperti sekarang ini, pemerintah seharusnya memberikan kemudahan-kemudahan bagi siapapun yang akan membuka usahanya. Bahkan jika perlu, memberikan reward kepada mereka yang berhasil menampung tenaga kerja dalam jumlah tertentu. Keberhasilan pihak-pihak tertentu menampung tenaga kerja, maka artinya yang bersangkutan telah membantu pemerintah dalam memecahkan problem yang berat ini. Bukan lalu sebaliknya, misalnya dipersulit ijin yang seharusnya dimiliki. Selain itu juga misalnya, memberikan hadiah bagi siapapun yang berhasil merintis eksport barang-barang yang diproduk di dalam negeri. Dengan cara ini, maka akan semakin tumbuh perusahaan-perusahaan yang sekaligus juga berarti menambah peluang menampung tenaga kerja dalam jumlah besar.

Selain itu, pemerintah di saat situasi sangat sulit membuka lapangan pekerjaan seperti ini, juga semestinya tidak semudah mengambil kebijakan yang justru mematikan usaha ekonomi kecil yang sudah ada. Pembukaan pertokoan besar, mall dan sebagainya, memang benar bisa menyerap tenaga kerja baru. Akan tetapi dengan berdirinya pertokoan ukuran besar, mall dan sejenisnya itu, akan berakibat mematikan usaha kecil. Hal-hal seperti ini, perlu mendapatkan perhatian secara serius dan menyeluruh.

Pemerintah semestinya menjadi pelindung bagi yang kecil. Sebab justru pengusaha kecil itu yang seharusnya dilindungi, dan bukan sebaliknya, bekerjasama dengan pihak yang besar dan lebih kuat, untuk memperbesar usahanya, yang kemudian dengan cara itu berakibat mematikan pihak yang kecil. Pemberian kredit, bantuan promosi dan penyediaan hal apa saja yang bermanfaat untuk memperlancar perkembangan usaha, seharusnya diberikan kepada pihak-pihak yang sesungguhnya memerlukan bantuan.

Memang dalam kenyataannya tidak mudah melakukan itu semua. Saya seringkali ikut berdiskusi dengan berbagai teman, bahwa ternyata juga tidak mudah membangun komitmen, kebersamaan dan bahkan juga mendapatkan orang-orang yang bisa dipercaya. Kadang terasa eronis, di tengah-tengah banyaknya orang menganggur, ternyata sulit sekali mendapatkan orang yang bisa dipercaya, jujur, pekerja keras, mau beresiko, mampu bekerja secara tiem dan lain-lain. Justru yang banyak adalah tenaga yang memiliki budaya negative, seperti kurang amanah, suka menerabas, bekerja seadanya dan lain-lain. Budaya kerja seperti itu, memang tidak cocok, bahkan kontra produktif terhadap usaha apapun juga. Di manapun dan kapan pun sebuah perusahaan jika terdapat di dalamnya orang-orang berwatak negative seperti itu, maka tidak akan maju, dan tidak akan bisa menampung jumlah tenaga kerja yang banyak.

Atas dasar pandangan yang sangat sederhana ini, maka memang untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat ditunggu-tunggu banyak orang saat ini, memerlukan kerjasama dari semua elemen, baik pemerintah, pemilik modal maupun pengusaha. Mereka itulah yang bisa membuka usaha baru hingga sekaligus juga membuka lapangan pekerjaan. Selain itu, perlu dibangun mental usaha produktif sesuai dengan alam modern ini ------terbuka, jujur, berorientasi pada kerja berkualitas, berani bekerja keras dan menanggung resiko dan lain-lain. Dan sebaliknya, seharusnya selalu membuang jauh-jauh mental koruptif, nepotisme, suka menerabas, bekerja asal-asalan dan seterusnya. Jika semua itu mendapatkan perhatian bersama, maka betapapun beratnya tantangan yang dihadapi, dan lebih lanjut diselesaikan secara bersama, insya Allah akan mendapatkan kemudahan dari Yang Maha Kuasa. Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar